Ada salah satu pasien di Kamar Bersalin RS tempat aku praktik klinik yang menjalani operasi pengangkatan saluran telurnya karena sudah 2 kali mengalami kehamilan di luar rahim.
Dokter ObGyn yang menangani kasus ibu itu menyarankan untuk bayi tabung saja,Jika dilogikakan memang untuk memiliki bayi lagi dengan cara normal tidaklah mungkin karena tempat produksi telur itu aja udah nggak ada.
Namun tetap saja sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Tuhan yang Maha Esa telah berkehendak hanya saja dalam dunia medis kemungkinannya sangatlah kecil sehingga banyak cara yang disarankan. Jadi untuk menambah pengetahuan kita-kita,saya ingin berbagi informasi tentang apa itu bayi tabung,dan bagaimana prosesnya.
Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal pertemuan ini berlangsung di dalam saluran tuba. Namun karena beberapa alasan tidak bisa memiliki anak karena alasan medis mengakibatkan bayi tabung banyak menjadi alternatif untuk memiliki keturunan.
Proses bayi tabung ini berlangsung di laboratorium sampai menghasilkan embrio kemudian baru ditempatkan di rahim ibu sampai bayi bisa dilahirkan.
Karena embrio ini dapat disimpan dalam bentuk beku (cryopreserved),jadi mereka tidak hanya mengembangkan 1 embrio saja,karena ada kemungkinan gagal,dan jika berhasil sisanya akan disimpan untuk digunakan jika kelak dibutuhkan.
Dalam proses bayi tabung biasanya dikhawatirkan adanya cacat bawaan,cacat yang terlihat maupun yang tidak seperti kelainan pada jantung,ginjal dan organ lainnya sejak lahir. Dikhawatirkan juga sel sperma dan sel telur rusak akibat panas atau manipulasi. Namun penelitian terbaru di Amerika Serikat menyatakan bahwa cacat bawaan yang dialami bayi bukanlah karena faktor bayi tabung,tetapi karena faktor turunan penyakit-penyakit dari orang tua.
Tingkat keberhasilan bayi tabung ini juga relatif rendah,hanya 40% yang dapat hamil,dan yang berhasil sampai melahirkan sekitar 15% saja. Jadi banyak yang melakukan pencangkokan embrio lebih dari satu dengan harapan salah satu embrio akan berhasil,namun tidak jarang juga terjadi kehamilan kembar.
Kebanyakan pasangan suami istri yang memilih bayi tabung ini memiliki beragam yang mengakibatkan tidak bisa memiliki anak seperti,masalah dalam berhubungan intim,bisa terlalu sering atau juga terlalu jarang,ada juga yang mengalami infeksi pada organ reproduksi,dan faktor hormon atau juga stres yang mengganggu perkembangan spermatozoa dan sel telur.
Bayi tabung ini tidak selamanya dari sel telur dan sperma yang diambil dari pasangan suami istri dan berkembang di rahim sang istri,ada juga teknik sewa rahim,sel telur dan sperma tetap dari pasangan suami istri namun dikembangkan di rahim wanita lain,hal ini dikarenakan rahim sang istri tidak bisa digunakan karena ada suatu penyakit maupun atau gangguan dll.
Selanjutnya ada teknik donor sperma atau sel telur dari orang lain,hal ini dilakukan jika salah satu pasangan mengalami infertil. jika yang dicari adalah donor sperma,saat ini sudah tersedia bank sperma.
Namun saat ini ketentuan bayi tabung yang berkembang di Indonesia harus dari sel telur dan sperma pasangan suami istri,dan embrio yang dimasukkan tidak boleh lebih dari 3,juga tidak diperbolehkan melakukan bayi tabung hanya untuk penelitian.
Dokter ObGyn yang menangani kasus ibu itu menyarankan untuk bayi tabung saja,Jika dilogikakan memang untuk memiliki bayi lagi dengan cara normal tidaklah mungkin karena tempat produksi telur itu aja udah nggak ada.
Namun tetap saja sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Tuhan yang Maha Esa telah berkehendak hanya saja dalam dunia medis kemungkinannya sangatlah kecil sehingga banyak cara yang disarankan. Jadi untuk menambah pengetahuan kita-kita,saya ingin berbagi informasi tentang apa itu bayi tabung,dan bagaimana prosesnya.
Bayi Tabung |
Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal pertemuan ini berlangsung di dalam saluran tuba. Namun karena beberapa alasan tidak bisa memiliki anak karena alasan medis mengakibatkan bayi tabung banyak menjadi alternatif untuk memiliki keturunan.
Proses bayi tabung ini berlangsung di laboratorium sampai menghasilkan embrio kemudian baru ditempatkan di rahim ibu sampai bayi bisa dilahirkan.
Karena embrio ini dapat disimpan dalam bentuk beku (cryopreserved),jadi mereka tidak hanya mengembangkan 1 embrio saja,karena ada kemungkinan gagal,dan jika berhasil sisanya akan disimpan untuk digunakan jika kelak dibutuhkan.
Dalam proses bayi tabung biasanya dikhawatirkan adanya cacat bawaan,cacat yang terlihat maupun yang tidak seperti kelainan pada jantung,ginjal dan organ lainnya sejak lahir. Dikhawatirkan juga sel sperma dan sel telur rusak akibat panas atau manipulasi. Namun penelitian terbaru di Amerika Serikat menyatakan bahwa cacat bawaan yang dialami bayi bukanlah karena faktor bayi tabung,tetapi karena faktor turunan penyakit-penyakit dari orang tua.
Tingkat keberhasilan bayi tabung ini juga relatif rendah,hanya 40% yang dapat hamil,dan yang berhasil sampai melahirkan sekitar 15% saja. Jadi banyak yang melakukan pencangkokan embrio lebih dari satu dengan harapan salah satu embrio akan berhasil,namun tidak jarang juga terjadi kehamilan kembar.
Kebanyakan pasangan suami istri yang memilih bayi tabung ini memiliki beragam yang mengakibatkan tidak bisa memiliki anak seperti,masalah dalam berhubungan intim,bisa terlalu sering atau juga terlalu jarang,ada juga yang mengalami infeksi pada organ reproduksi,dan faktor hormon atau juga stres yang mengganggu perkembangan spermatozoa dan sel telur.
Bayi tabung ini tidak selamanya dari sel telur dan sperma yang diambil dari pasangan suami istri dan berkembang di rahim sang istri,ada juga teknik sewa rahim,sel telur dan sperma tetap dari pasangan suami istri namun dikembangkan di rahim wanita lain,hal ini dikarenakan rahim sang istri tidak bisa digunakan karena ada suatu penyakit maupun atau gangguan dll.
Selanjutnya ada teknik donor sperma atau sel telur dari orang lain,hal ini dilakukan jika salah satu pasangan mengalami infertil. jika yang dicari adalah donor sperma,saat ini sudah tersedia bank sperma.
Namun saat ini ketentuan bayi tabung yang berkembang di Indonesia harus dari sel telur dan sperma pasangan suami istri,dan embrio yang dimasukkan tidak boleh lebih dari 3,juga tidak diperbolehkan melakukan bayi tabung hanya untuk penelitian.
0 Comments