Parenting: Melihat Lebih Dekat Kampung Lali Gadget Buatan Achmad Irfandi yang Inspiratif
Laptop, tablet, dan juga hp yang lebih kita kenal dengan istilah “gadget” telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari kita.
Berbagai macam teknologi ini tanpa disadari telah memasuki berbagai sendi kehidupan kita. Bahkan, gadget tidak hanya dipakai oleh orang dewasa, tapi juga sudah banyak digunakan oleh anak-anak.
Tapi sayang, kurangnya literasi membuat gadget yang seharusnya sangat bermanfaat untuk mendukung perkembangan anak justru berbalik menjadi bumerang.
Di mana-mana, sekarang bisa dengan mudah kita jumpai anak-anak yang memainkan gadget secara berlebihan tanpa pengawasan orang tua. Akibatnya, anak-anak mengalami gangguan perkembangan fisik, emosional, akademik, dan bahkan sosial.
Dampak Negatif Gadget yang Digunakan Secara Berlebihan Tanpa Pengawasan
Sudah ada banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa penggunaan gadget secara berlebihan pada anak akan memberikan dampak negatif pada perkembangan mereka.
Dalam aspek fisik misalnya, anak-anak yang terlalu sering menggunakan gadget akan cenderung pasif atau tidak banyak bergerak. Akibatnya, anak-anak lebih mudah mengalami masalah kesehatan seperti obesitas.
Tidak hanya itu, paparan sinar biru (blue light radiation) dari layar gadget juga bisa mengganggu kualitas tidur anak.
Kemudian, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa radiasi sinyal yang dipaparkan oleh gadget dapat menyebabkan,
- Gangguan kesehatan seperti stres dan darah tinggi
- Sakit kepala dan gangguan tidur
- Radiasi elektromagnetik juga dapat menyebabkan gangguan perilaku serta masalah kognitif
- Berpotensi menyebabkan berkembangnya tumor otak
- Menyebabkan berbagai resiko kanker
- Dapat menurunkan kepadatan tulang
- Bisa menyebabkan masalah jantung
- Radiasi sinyal dari ponsel Gadget juga dapat menyebabkan masalah kulit
- Anak-anak yang terlalu sering terpapar sinyal gadget juga bisa mengalami masalah psikologis seperti kecemasan yang berlebihan, mudah tersinggung, hingga depresi
Dari sisi perkembangan emosional,Anak-anak yang terlalu lama terpaku dengan layar gadget sebagian besar kurang mampu mengelola emosi dengan baik. Umumnya mereka menjadi lebih impulsif dan sulit berinteraksi secara sosial.
Lalu, dalam hal akademik, anak-anak yang sering menggunakan Gadget untuk bermain game atau menonton berbagai macam konten kerap mengalami gangguan konsentrasi hingga membuat mereka kesulitan untuk fokus pada tugas-tugas sekolah. Akibatnya, banyak anak yang menggunakan Gadget secara berlebihan tanpa pengawasan mengalami penurunan prestasi.
Di bidang sosial, menghabiskan waktu terlalu banyak untuk bermain gadget juga dapat menyebabkan anak-anak kurang berinteraksi dengan teman-teman sebayanya sehingga keterampilan sosial mereka berkembang dengan lambat dan bahkan berpotensi membuat mereka tumbuh menjadi introvert.
Anak Belum Bisa Menggunakan Gadget Secara Bijak
Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Karena itulah segala sesuatu yang ada di tangan mereka akan menjadi permainan yang menyenangkan.
Tidak terkecuali gadget. Kemampuan sebuah gadget untuk menghadirkan hiburan hingga berbagai macam permainan atau game membuat anak-anak lebih mudah kecanduan.
Karena anak-anak belum berpikir jauh ke depan, maka tidak heran apabila gadget yang serba bisa tersebut belum bisa mereka manfaatkan secara maksimal untuk mendukung perkembangan mereka secara keseluruhan.
Bahkan sebaliknya, banyak anak-anak yang bertindak boros dengan membeli berbagai macam item untuk game, bersikap lebih konsumtif, atau bahkan menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan tanpa mau merespon panggilan, enggan membantu orang tua, dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Karena itulah, setiap orang tua memiliki peranan yang sangat penting dan tanggung jawab untuk mengawasi penggunaan gadget pada anak-anak. Misalnya dengan membatasi waktu bermain gadget selama 1 jam perhari untuk anak-anak usia di atas 5 tahun. Hari untuk anak-anak atau 2 jam perhari untuk anak-anak di atas usia 10 tahun.
Anak-anak Sering Mengakses Konten yang Tidak Sesuai
Minimnya literasi serta minimnya pengawasan dari orang tua membuat anak-anak bisa secara bebas mengakses konten dan game yang tidak sesuai dengan usia mereka.
Berikut adalah beberapa contoh aplikasi dan game dengan rating usia 12 tahun ke atas yang banyak diakses oleh anak-anak di bawah usia 12 tahun.
- YouTube
- TikTok
- Zepto: Avatar, Connect & Play
- Mobile Legends: Bang Bang
- Free Fire
- Sakura School Simulator – Rating usia 18+
Achmad Irfandi Menginspirasi Anak-anak untuk Bermain Tanpa Gadget
Berbagai kondisi di atas tidak hanya terjadi di sekitar kita, tapi juga terjadi di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Termasuk di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, yang menjadi kampung Achmad Irfandi.
Gundah melihat anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain gadget dan tidak mengenal berbagai macam permainan tradisional membuat Achmad Irfandi berinisiatif untuk membangun sebuah tempat bermain sekaligus sebagai tempat untuk memperkenalkan berbagai permainan tradisional masa kecilnya dulu.
Ia merasa perlu untuk memberikan alternatif tempat yang lebih sehat tanpa gadget. Inisiatif tersebut tidak hanya ditujukan untuk mencegah agar anak-anak tidak kecanduan gadget tapi juga untuk memperkenalkan berbagai permainan tradisional khas Indonesia yang sering ia mainkan bersama teman-teman kecilnya dulu.
Pada tanggal 1 April 2018, Achmad Irfandi resmi mendirikan Kampung Lali Gadget (KLG) di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo dengan meminjam lahan seluas 45 x 50 meter dari perangkat desa setempat.
Suasana Seru dan Cerita di Kampung Lali Gadget
Segera setelah mendirikan Kampung Lali Gadget, suasana di desa Pagerngumbuk menjadi sangat berbeda. Meskipun pada awalnya belum banyak dikenal hingga memaksa Achmad Irfandi untuk mengundang murid-murid sekolah untuk datang, namun pada akhirnya, KLG semakin dikenal tidak hanya di sekitar Desa Pagerngumbuk, tapi juga hingga ke kota-kota lain.
Suasana di KLG sangat seru dan dan penuh keceriaan tanpa gadget. Di sini, anak-anak bebas berlari dengan riang, tertawa gembira, dan menikmati berbagai permainan tradisional yang selama ini tidak pernah mereka lihat.
Selain berbagai macam permainan tradisional, di Kampung Lali Gadget anak-anak bisa bermain di pasir, lumpur, air, tanah, dan berbagai unsur alam lainnya.
Event Mingguan yang Memikat Hati
Setelah mulai banyak dikenal, KLG semakin aktif mengadakan event yang kerap diikuti oleh anak-anak dari Sidoarjo maupun Surabaya.
Setiap kali menggelar event, tidak kurang dari 100 anak datang untuk meramaikan event di Kampung Lali Gadget dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00 di setiap akhir pekan.
Meski sempat vakum selama pembatasan sosial berskala besar di saat pandemi Covid-19, namun kini KLG sudah kembali aktif. Tidak hanya anak-anak saja yang merasakan manfaat keberadaan KLG, orang tua yang selama ini kesulitan untuk menjauhkan gadget dari anak-anak mereka juga sangat terbantu.
Di samping itu, masyarakat desa yang turut dilibatkan oleh Achmad Irfandi juga merasakan manfaat dari kehadiran KLG. Banyak dari masyarakat sekitar yang berinisiatif untuk membuat berbagai macam permainan tradisional untuk dijual kepada para pengunjung.
Penghargaan untuk Perjuangan Achmad Irfandi
Achmad Irfandi meyakini bahwa melindungi budaya dan generasi muda dari bahaya kecanduan gadget adalah tanggung jawab bersama.
Dengan tekad yang kuat, Achmad Irfandi sukses membangun sebuah wadah yang dapat digunakan oleh anak-anak untuk bermain dan mengenal berbagai macam permainan tradisional khas Indonesia tanpa melibatkan gadget.
Kesuksesan Achmad Irfandi ini Mengantarkannya menjadi salah satu finalis pada ajang SATU Indonesia Awards yang diinisiasi oleh PT Astra International Tbk pada tahun 2021 silam.
Terpilihnya Achmad Irfandi sebagai salah satu finalis pada ajang SATU Indonesia Award tersebut tidak lepas dari keberhasilannya dalam menciptakan wadah untuk menambah pengalaman anak-anak, menghidupkan budaya, melibatkan sosial, dan menciptakan Interaksi langsung.
Selain bisa memberikan mengurangi dampak kecanduan gadget pada anak-anak, KLG juga telah memberikan banyak pendidikan kepada anak-anak tentang kearifan lokal dan budaya negara mereka.
Kesimpulan
Achmad Irfandi dan Kampung Lali Gadget yang didirikannya adalah bukti nyata bahwa siapapun yang memiliki tekad kuat pasti bisa menciptakan perubahan meskipun tampaknya sulit dan tidak mungkin.
0 Comments